Cilegon, CNN Indonesia —
PT ASDP Indonesia Ferry membeberkan penyebab kemacetan panjang di Pelabuhan Merak sejak Sabtu (6/4) hingga baru terurai Senin (8/4).
Angka pemudik tertinggi sepanjang sejarah perusahaan itu berdiri disebut menjadi salah satu penyebab kemacetan panjang.
Pada arus mudik Idulfitri 2023, jumlah kendaraan yang menyeberang dalam satu hari hanya 39 ribu unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sabtu malam minggu yaitu yang tertinggi, jumlah kendaraannya sebesar 42 ribu lebih dibandingkan tahun lalu yang sekitar 39 ribu. Dengan demikian, ini adalah all time highest atau selama ASDP berdiri, satu hari menyeberangkan tertinggi di musim lebaran tahun ini,” ujar Dirut PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak, Selasa (9/4).
Dari 42 ribu unit kendaraan pemudik itu, nyaris 20 ribu unit mobil datang di waktu bersamaan, sehingga antrean mengular panjang keluar Pelabuhan Merak.
Menurut GM ASDP Indonesia Ferry cabang Merak, pada Rabu lalu, menyatakan daya tampung parkir kendaraan Pelabuhan Merak dalam satu waktu hanya sekitar 5.500 kendaraan kecil.
Kemudian, penjualan tiket harian di Dermaga Eksekutif hanya 3 ribu lembar dan 18 ribu untuk Dermaga Reguler.
Lalu, saat puncak arus mudik Lebaran 2024, ada sekitar 19.700 kendaraan pemudik yang belum memiliki tiket dan menyebabkan kemacetan hingga keluar Pelabuhan Merak.
“Satu catatan bersama bagi ASDP dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam operasi penyeberangan angkutan lebaran ini adalah bahwa dari 42 ribu kendaraan tadi, 32 persennya atau jumlah absolutnya 19.700 kendaraan itu datang di hari yang sama, baru mendapatkan tiket di hari yang sama,” terangnya.
ASDP sendiri telah menjual 42 ribu tiket, di atas jatah harian mereka, saat puncak arus mudik. Namun, perusahaan tidak mungkin menolak penumpang yang telah datang ke Pelabuhan Merak, sehingga pembelian tiket melalui Ferizy tetap dilayani.
“Memang kapasitasnya itu sekitar 25 ribu, tapi ketika ada peminat yang luar biasa banyak, ini mirip kayak di jalan tol yang enggak punya e-money, kalau tidak dilayani bakal berefek kepada belakangnya secara berantai panjang,” jelasnya.
(ynd/sfr)